Laranganmenengadah ke langit Rasulullah shallAllahu 'alaihi wasallam melarang keras menengadah ke langit (ketika sholat). Dari Abu Hurairah radhiyAllahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallAllahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hendaklah sekelompok orang benar-benar menghentikan pandangan matanya yang terangkat ke langit ketika berdoa dalam sholat atau Hendaklah orang-orang yang memandang ke atas saat berdoa dalam shalat berhenti atau pandangan mereka akan dirampas." (HR. Muslim, no. 429) Walaupun demikian, memandang ke langit-langit saat shalat tidaklah membatalkan shalat. Inilah pendapat yang lebih kuat. Memandang ke langit-langit menandakan tidak khusyuknya orang yang shalat. MenatapLangit, Ibadah yang Terlupakan—Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hijrah ke Madinah, Allah memerintahkannya untuk shalat menghadap Baitul Maqdis. Orang-orang Yahudi, sebagai penduduk mayoritas di Madinah, merasa senang melihat Nabi Muhammad dan para pengikutnya beribadah menghadap kiblat yang mereka sucikan.Tetapi, Rasulullah lebih mencintai Kakbah karena di sana Yang termasuk perbuatan bid'ah adalah was-was (selalu ragu) sewaktu berniat sholat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang keras menengadah ke langit (ketika sholat). Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Adapun bagi imam dan orang yang sholat sendiri, maka Niatberarti menyengaja untuk sholat, menghambakan diri kepada Allah Ta'ala semata, serta menguatkannya dalam hati.Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Semua amal tergantung pada niatnya dan setiap orang akan mendapat (balasan) sesuai dengan niatnya." (HR. Bukhari, Muslim dan lain-lain. Baca Al Irwa', hadits no. 22). Niat tidak dilafadzkan Hendaklah sekelompok orang benar-benar menghentikan pandangan matanya yang terangkat ke langit ketika berdoa dalam sholat atau hendaklah mereka benar-benar menjaga pandangan mata mereka." (HR. Muslim, Nasa'i dan Ahmad). Rasulullah juga melarang seseorang menoleh ke kanan atau ke kiri ketika sholat, beliau bersabda: RukunShalat ada 13 yaitu : Niat, yaitu menyengaja untuk mengerjakan sholat karena Allah SWT. Niat ini dilakukan oleh hati, dan dapat pula dilafazkan dalam rangka membantu untuk meyakinkan hati. "Bahwasanya segala perbuatan itu harus dgn niat, dan segala perbuatan itu tergantung kpd niatnya." (HR Al-Bukhori) Berdiri bagi yang mampu. Keduanya(shalat menghadap ke arah Baitul Maqdis dan Ka'bah) berdasarkan perintah Allah Ta'ala. Yahdī may yasyā-u ilā shirāthim mustaqīm (Dia memberi petunjuk kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus), yakni Allah Ta'ala meneguhkan siapa saja yang Dia kehendaki untuk memeluk agama Islam dan menghadap kiblat yang lurus.. LqbRa97. com-Ilustrasi menjalankan ibadah Sholat Foto ShutterstockMenghadap kiblat merupakan salah satu syarat sah ibadah shalat. Ini menjadi patokan bagi umat Muslim dalam menentukan arah ketika hendak menunaikan bahasa, kiblat berasal dari kata qiblat-qabilah yang berarti acuan untuk menghadap. Sedangkan secara istilah, kiblat adalah arah menuju Ka’bah Makkah lewat jalur terdekat, di mana setiap Muslim dalam mengerjakan shalat harus menghadap begitu banyak dalil yang menjelaskan tentang arah kiblat, salah satunya adalah firman Allah Swt dalam Surat Al-Baqarah ayat 144“Sungguh Kami sering melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya”Melalui ayat tersebut, Allah memerintahkan hamba-Nya untuk menghadap kiblat sebagai syarat sah saat mengerjakan shalat. Lantas, bagaimana hukum shalat tidak menghadap kiblat?Hukum Shalat Tidak Menghadap KiblatIlustrasi pria muslim sedang salat. Foto Shutter StockMengutip jurnal berjudul Kiblat dalam Perspektif Madzhab-madzhab Fiqh oleh Sayful Mujab, para ulama madzhab telah sepakat bahwa menghadap kiblat merupakan salah satu syarat sah dalam shalat. Ketentuan ini didasarkan pada hadits Rasulullah SAW berikut“Sesungguhnya Nabi saw. memasuki ka’bah kemudian keluar lalu shalat dua rakaat dengan menghadap ka’bah. Setelah itu, beliau bersabda inilah bangunan ka’bah kiblat”. HR. Bukhari dan Muslim.Selain itu, dijelaskan pula dalam hadits lain bahwa Nabi SAW mengerjakan shalat dengan menghadap baitullah Ka’bah, sementara orang-orang di sekitar beliau menghadap ke berbagai arah dengan mengitari bangunan fisik Ka’bah. Kemudian beliau bersabda “Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku shalat”. HR. BukhariBerdasarkan nash di atas, para ulama resmi menetapkan kiblat sebagai syarat sah mutlak dalam shalat. Maka, umat Muslim yang mengerjakan shalat tanpa menghadap kiblat akan dianggap batal pria muslim sedang salat. Foto Shutter StockNamun dalam kondisi tertentu, ada pengecualian seseorang boleh melaksanakan shalat tanpa menghadap kiblat. Pertama, ketika shalat dilaksanakan dalam keadaan peperangan yang tengah berkecamuk syiddah al-khauf dan kedua, ketika shalat sunah dikerjakan dalam perjalanan safar.Adapun pada orang sakit, apabila ia tidak mampu menghadap kiblat, maka diperbolehkan. Ini berlaku selama ia kesulitan dan tidak ada orang lain yang bersedia untuk membantu atau Syeikh Abdurrahman dalam bukunya yang berjudul Kitab Shalat Fikih Empat Madzhab menjelaskan, orang yang sedang terancam juga dibolehkan untuk shalat tidak menghadap kiblat. Ia boleh menghadap ke arah mana pun yang mudah begitu, umat Muslim tetap harus mengupayakan yang terbaik, agar shalat bisa dikerjakan dengan menghadap kiblat. Jika terpaksa dan tidak bisa karena beberapa kondisi yang telah disebutkan di atas, shalatnya tetap kedudukan kiblat dalam shalat?Apa itu kiblat?Apakah boleh shalat tidak menghadap kiblat? Eramuslim – Menghadap kiblat merupakan salah satu syarat sah shalat. Ketentuan tersebut ditegaskan dalam sejumlah dalil baik Alquran maupun hadis Rasulullah SAW. Dalam Alquran surat al-Baqarah ayat 144, Allah SWT berfirman, ”Sungguh Kami sering melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjid al-Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya.” Perintah Sang Khalik itu diperkuat dengan hadis. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Bila kamu hendak mengerjakan shalat, hendaklah menyempurnakan wudlu kemudian menghadap kiblat lalu takbir ” HR Bukhari dan Muslim. Atas dasar ayat Alquran dan hadis itulah para ulama, menurut asy-Syaukani, bersepakat bahwa menghadap ke Baitullah hukumnya wajib bagi orang yang melakukan shalat. Lalu timbul persoalan, apakah harus persis ke Baitullah atau boleh hanya ke perkiraan arahnya saja? Dalam konteks ini perlu dipahami bahwa agama Islam bukanlah agama yang sulit dan memberatkan. Namun demikian, perlu berusaha memadukan antara teks dan konteks agar pemahaman tentang arah kiblat mendekati kebenaran. Terdapat perbedaan pandangan di kalangan ulama ketika menentukan pusat arah yang dihadapi itu. Apakah yang dihadapi itu zat kiblat itu sendiri atau cukup dengan menghadap ke arahnya saja. Ensiklopedi Islam terbitan Ichtiar Baru van Hoeve, memaparkan pendapat beberapa imam mazhab. Halaman 1 2 menengadah ke langit ketika shalat termasuk perbuatan yang hukumnya - Selamat datang di laman kami. Pada pertemuan ini admin akan membahas perihal menengadah ke langit ketika shalat termasuk perbuatan yang posisi matahari from aisyah radhiyallahu anhuma, dia berkata, “aku bertanya kepada rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tentang menoleh dalam shalat. Ada yang mengatakan sunnah dan yang menggatakan mubbah. Orang yang menunda shalat dari awal waktunya sehingga mengakhirkan sampai waktu yang terakhir dan hampir mau habis. menengadah ke langit ketika shalat termasuk perbuatan yang Ke Langit Ketika Shalat Termasuk Perbuatan Yang HukumnyaDan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya” qs. Dan telah dinukil adanya ijma’ konsensus atas larangan hal tersebut. Ada yang mengatakan sunnah dan yang menggatakan mubbah. Adapun bagi orang yang ada di dalam masjid, maka ia meludah di bajunya. Inilah pendapat yang lebih kuat. menengadah ke langit ketika shalat termasuk perbuatan yang pula menurut mazhab inilah 13 perkara atau hal yang makruh dalam shalat seseorang, yang bagi kita harus untuk menghindarinya. Dalam suatu riwayat, “atau di bawah kakinya,” khusus bagi orang yang ada di luar masjid. Atau ia melihat ada tempat yang kosong di depannya, lalu ia bergerak maju ke depan untuk mengisi yang tidak melaksanakan rukun shalat dan syarat sah wajib shalat sebagaimana yang diperintahkan oleh allah aisyah radhiyallahu anhuma, dia berkata, “aku bertanya kepada rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tentang menoleh dalam shalat. Barangsiapa meninggalkan shalat fardhu dengan sengaja, maka ia telah terlepas dari tanggung jawab allah, hr ahmad dari muadz bin. Adapun bagi orang yang ada di dalam masjid, maka ia meludah di ini termasuk sunnah dalam shalat yang dicontohkan oleh nabi muhammad saw. menghadap kiblat merupakan salah satu syarat sah shalat. Maka sungguh kami akan memalingkanmu kearah kiblat yang kamu sukai, maka palingkanlah mukamu kearah masjidil haram.” maka pada asalnya, shalat wajib yang lima waktu dilakukan di darat dan mereka, perbuatan ini jika dilakukan karena sombong, maka hal ini. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya” qs. Sesungguhnya shalat termasuk salah satu rukun islam yang sangat yang menunda shalat dari awal waktunya sehingga mengakhirkan sampai waktu yang terakhir dan hampir mau menjulurkan pakaiannya hingga menyentuh tanah. Menoleh atau menengok tanpa keperluan. Dalam hadis ini terdapat larangan meludah ke arah kiblat atau arah kanan jika seseorang sedang shalat dan ini termasuk perbuatan yang membatalkan itulah pembahasan tentang menengadah ke langit ketika shalat termasuk perbuatan yang hukumnya yang bisa kami sampaikan. Terima kasih sudah pernah berkunjung di website beta. mudah-mudahan tulisan yang awak bahas diatas menaruh untung bagi pembaca lagi berjibun diri yang telah berkunjung pada website ini. kami pamrih dorongan sejak seluruh partai jatah ekspansi website ini agar lebih apik lagi.